The WordPress stats helper monkeys prepared a 2014 annual report for this blog. Here’s an excerpt:The concert hall at the Sydney Opera House holds 2,700 people. This blog was viewed about 38,000 times in 2014. If it were a concert at Sydney Opera House, it would take about 14 sold-out performances for that many people to see it.
Assalamu’alaikumMelanjutkan postingan terdahulu tentang motor trail berwarna hijau yakni Kawasaki KLX 150 S yang pernah saya coba, akan saya kembali tulis pengalaman saat pertama kali menaiki naik motor ini di jalanan. Saat pertama kali melihat motor KLX ini tiba di kediaman kami maka saya menilai motor ini sangat tinggi posisi joknya. Pindah ke uji jalan, untuk akslerasi motor KLX ini gak usah ditanyakan karena memang motor ini mengarah ke motor penggaruk tanah yg mengutamakan akslerasinya ketimbang speed. Penilaian final saya terhadap motor KLX 150 S ini adalah sangat cocok dipakai bagi rider yang sudah bosan dengan motor matik, bebek atau motor sport. Bila pakai bensin Premium biasa maka jangan harapkan tenaga menyembur di KLX ini.
Setelah mengeksplor kemampuan Kawasaki KLX230SE di medan offroad (baca: Kawasaki KLX 230 Selincah KLX 150, Setangguh KLX 250 ), kali ini OTOPLUS-ONLINE coba menjadikan motor dual purpose ini sebagai kendaraan untuk menunjang aktivitas sehari-hari di jalanan kota. Ditunjang tarikan tuas kopling yang ringan dan perpindahan gigi presisi jadi terasa pas untuk diandalkan di jalanan kota yang dominan stop and go. Faktanya kombinasi roda berlingkar 21 inci (depan)-16 inci (belakang) kurang pas untuk dipakai di jalanan kota yang minim rintangan berat. Selain lebih berat, lingkar roda 21 inci di depan membuat kemampuan bermanuver di celah sempit jalanan kota jadi tak lincah dan terbatas. Ada keasyikan tersendiri disodorkan KLX230 yang menganut komposisi lingkar roda seperti itu di jalanan kota.
Copyright By@ServisRingan - 2025